Term of Service, Inilah 4 Cara Kerja Kami Bekerja
Sekali lagi kami tekankan bahwa setiap budaya memiliki perhitungan sendiri-sendiri dalam memberikan nama kepada anaknya. Ada banyak aliran dalam memberi nama bayinya. Tidak ada yang salah dengan kondisi seperti itu. Semua yang di ciptakan oleh DIA (Baca: Relatifnya Sebuah Nama )
Termasuk juga adanya teori tentang bio rytme dan teori cycle of life serta teori tentang vibrasi dst dst yang dianggap lebih masuk akal secara sains. Semuanya sudah benar adanya bahwa memberi nama yang baik sebagai bagian dari usaha manusia mencapai kebahagiaan dan kesuksesan.
0# Tradisi Islam, Lihat : Aturan Pemberian Nama Anak Menurut Islam (Baca juga: Ingat Lho !! Sebenarnnya tidak yang disebut nama bayi Islami )
1# Budaya China mempunyai cara tersendiri dalam memberi nama anaknya, yaitu melalui aturan-aturan feng shui.
2# Budaya Jawa juga mempunyai aturan tersendiri dalam memberikan nama kepada anaknya, yaitu dengan weton.
3# Budaya Barat/eropa juga mempunyai cara tersendiri yaitu menggunakan numerologi. Cara inilah yang paling populer di dunia maya.
4# Budaya tibet juga memiliki cara perhitungannya sendiri-sendiri. Biasanya disebut "kalachakra"
5# Budaya India juga memiliki cara tersendiri dalam memberikan nama kepada anaknya.
6# Budaya Modern. Tidak menggunakan perhitungan-perhitungan seperti di atas. Namun berdasarkan penelitian ilmiah seorang copywriter, ahli penerjemah bahasa, ahli sejarawan dunia dan pengacara merek dagang (Baca: Jasa Konsultasi Nama Bayi Swiss Pasang Biaya Ratusan Juta Rupiah ) .
Perubahan struktur nama tidak akan serta-mereta kami rubah total. Perubahan total akan menyulitkan oraang dewasa. Kami hanya menambah satu kata saja untuk menyeimbangkannya. Kami ulangi Kami hanya menambah satu kata saja untuk menyeimbangkan nama asli.
Tradisi menambah kata pada nama adalah tradisi nenek moyang kita bangsa Indoneisa. Hampir di banyak tempat di Indonesia setelah seseorang lelaki berumah tangga maka akan mendapatkan nama tambahan di belakangnnya. Termasuk yang wanita juga cenderung menambah nama belakang dengan nama suaminya. Tradisi merubah nama adalah tradisi yang NORMAL dan BIASA SAJA.
Sudah hukum alam, manusia adalah bagian dari alam semesta, manusia harus menyatu dengan alam semesta, termasuk dalam nama.
Kami tidak menerima spam data. Semua kegiatan kami berorientasi service yang mengutamakan profitable. Demi peningkatan layanan orang banyak.
Kami
sudah bekerja keras, riset, dan melakukan yang terbaik untuk memberikan
nama yang berkualitas dan deskripsi pemetaan yang tepat. Ini tidak berarti menjamin berbagai hal yang
berhubungan dengan kelengkapan dan keakuratan. Selalu ada hal-hal yang
berada di luar rata-rata.
Kami tidak bertanggung jawab terhadap
kehilangan atau kerusakan yang disebabkan langsung atau tidak langsung
saat menggunakan jasa kami.
Dengan mengirim WA atau email ke kami berarti Anda sudah menyetujui term of service kami.
Cara Cek Struktur Nama ketik :
1. Nama
2. Tempat Lahir
3. Tanggal Lahir
4. Jenis Kelamin
5. Agama
Contoh : Budi Heriawan Jakarta 19 Juli 1988 Laki-Laki Budha
>> lalu kirim ke Whatsapp kami.
---------------
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan. Sesungguhnya pemberian nama secara tradisi india dan tibet adalah pemberian nama bayi yang paling baik. Mengapa begitu? Mengapa bukan cara Islam sebagai cara pemberian nama anak yang paling baik? (Silakan Baca: Ingat!! Sebenarnnya tidak ada nama bayi Islami ) hal ini karena :
1. Sesunguhnya peradaban sungai Indus adalah peradaban yang pertama kali muncul di Asia. Hindu bukanlah suatu agama pada mulanya. Ia adalah budaya. Agama adalah Islam, Kristen, dan Yahudi. Sudah jelas di sini bahwa kami hanya mengambil hikmah dari ilmu yang bertebaran di mana-mana, termasuk dari budaya leluhur.
Kata Sindhu, Shin-tuh, Hindu, Hindia, Indies, Indo (nesia), berasal dari akar kata yang sama. Dan Asia dahulu adalah peradaban yang satu. Perhitungan India kuno sudah mengenal perhitungan astrologi murni yang disebut Bhakti Seva. Pemberian nama dengan tradisi India menggunakan teori vibrasi suara juga.
2. Hitung-hitungan secara feng shui tidaklah seimbang. Hal ini karena unsur-unsur yang menjadi perhitungan tidak pas. Terlalu banyak unsur tanahnya. Dalam teori 5 unsur versi china (Air,Api,Tanah,Kayu,Logam) tidak ada unsur udara dan ruang.
Padahal dari asalnya unsur ini ada. Unsur Logam dan Kayu seharusnya masuk ke dalam unsur tanah. Konfusius sudah mengetahui hal ini, namun untuk menghindari gejolak masyarakat, Beliau lebih memilih untuk diam.
Perhitungan China tidak seimbang, itulah yang menyebabkan budaya sana terlalu "materialistis" ke keduniaawaan dan tidak seimbang.
3. Budaya jawa merupakan budaya yang campur aduk terlalu rumit untuk di jadikan dasar perhitungan. Budaya jawa sudah tidak murni lagi. Hampir semua budaya bisa menyatu dengan tradisi jawa, namun konsekwensinya adalah ada perubahan/penyesuian lokal. Di satu sisi bagus, namun di sisi yang lain perhitungan akan menjadi jauh dari kemurnian.
4. Pemberian nama berdasarkan teori numerologi gabungan dengan bahasa India, seperti yang dilakukan oleh Pak Arkand Bodhana Zeshaprajna.
5. Bagi yang mengerti, Kitab I-Ching (Kitab Perubahan-perubahan) di karang oleh pendeta budha asal Tibet. Ajaran Budha sendiri berasal dari India. Bahkan ada cerita biksu tong pergi ke barat (India) untuk mengambil kitab suci.
Kitab I Ching adalah salah satu kitab paling populer sebagai rujukan manusia berhubungan dengan alam bawah sadarnya. Pada zaman dulu belum ada teori psikologi tentang pikiran bawah sadar, namun kitab ini sudah mempelajarinya. Ini bukti bahwa tadisi India adalah tradisi yang paling senior dan tua di Asia, bahkan mungkin di dunia, bahkan menurut sejarahwan dan peneliti, Yesus (Nabi Isa AS) pun pernah pergi ke India untuk mencari ilmu ketika masih muda. Namun pihak gereja tidak mengakuinya. Silakan cari di internet tentang sejarah perjalanan Yesus ke India.
Meskipun menggunakan tradisi Sansekerta Kuno, namun nama yang dihasilkan bagi putra putri kita tidaklah selalu merupakan bahasa Sansekerta. Kita bisa memakai nama Islami atau dari bahasa Eropa, Jawa, Yunani, dll untuk anak kita. Tradisi sansekerta kuno hanya dijadikan kerangka saja untuk melihat posisi gambaran pemberian nama dalam koordinat alam semesta.
Kami juga menerima titipan kata yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya untuk kami olah. Kata tersebut akan kami jadikan rujukan dalam pembentukan nama.
Atas dasar teori di atas kami menggunakan urutan pemberian nama anak dengan urutan prioritas:
1. Dengan Cara Tradisi Sansekerta Kuno
2. Dengan Teori Pengalaman Copywriting dan bahasa Modern
3. Dengan teori Numerology Manutiras / Mahakalacakra
4. Teori Decoz sub Shabdavajra Darshanam I Ching
Cara Cek Struktur Nama ketik :
1. Nama
2. Tempat Lahir
3. Tanggal Lahir
4. Jenis Kelamin
5. Agama
Contoh : Budi Heriawan Jakarta 19 Juli 1988 Laki-Laki Budha
>> lalu kirim ke Whatsapp kami.
---------------
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan. Sesungguhnya pemberian nama secara tradisi india dan tibet adalah pemberian nama bayi yang paling baik. Mengapa begitu? Mengapa bukan cara Islam sebagai cara pemberian nama anak yang paling baik? (Silakan Baca: Ingat!! Sebenarnnya tidak ada nama bayi Islami ) hal ini karena :
1. Sesunguhnya peradaban sungai Indus adalah peradaban yang pertama kali muncul di Asia. Hindu bukanlah suatu agama pada mulanya. Ia adalah budaya. Agama adalah Islam, Kristen, dan Yahudi. Sudah jelas di sini bahwa kami hanya mengambil hikmah dari ilmu yang bertebaran di mana-mana, termasuk dari budaya leluhur.
Kata Sindhu, Shin-tuh, Hindu, Hindia, Indies, Indo (nesia), berasal dari akar kata yang sama. Dan Asia dahulu adalah peradaban yang satu. Perhitungan India kuno sudah mengenal perhitungan astrologi murni yang disebut Bhakti Seva. Pemberian nama dengan tradisi India menggunakan teori vibrasi suara juga.
2. Hitung-hitungan secara feng shui tidaklah seimbang. Hal ini karena unsur-unsur yang menjadi perhitungan tidak pas. Terlalu banyak unsur tanahnya. Dalam teori 5 unsur versi china (Air,Api,Tanah,Kayu,Logam) tidak ada unsur udara dan ruang.
Padahal dari asalnya unsur ini ada. Unsur Logam dan Kayu seharusnya masuk ke dalam unsur tanah. Konfusius sudah mengetahui hal ini, namun untuk menghindari gejolak masyarakat, Beliau lebih memilih untuk diam.
Perhitungan China tidak seimbang, itulah yang menyebabkan budaya sana terlalu "materialistis" ke keduniaawaan dan tidak seimbang.
3. Budaya jawa merupakan budaya yang campur aduk terlalu rumit untuk di jadikan dasar perhitungan. Budaya jawa sudah tidak murni lagi. Hampir semua budaya bisa menyatu dengan tradisi jawa, namun konsekwensinya adalah ada perubahan/penyesuian lokal. Di satu sisi bagus, namun di sisi yang lain perhitungan akan menjadi jauh dari kemurnian.
4. Pemberian nama berdasarkan teori numerologi gabungan dengan bahasa India, seperti yang dilakukan oleh Pak Arkand Bodhana Zeshaprajna.
5. Bagi yang mengerti, Kitab I-Ching (Kitab Perubahan-perubahan) di karang oleh pendeta budha asal Tibet. Ajaran Budha sendiri berasal dari India. Bahkan ada cerita biksu tong pergi ke barat (India) untuk mengambil kitab suci.
Kitab I Ching adalah salah satu kitab paling populer sebagai rujukan manusia berhubungan dengan alam bawah sadarnya. Pada zaman dulu belum ada teori psikologi tentang pikiran bawah sadar, namun kitab ini sudah mempelajarinya. Ini bukti bahwa tadisi India adalah tradisi yang paling senior dan tua di Asia, bahkan mungkin di dunia, bahkan menurut sejarahwan dan peneliti, Yesus (Nabi Isa AS) pun pernah pergi ke India untuk mencari ilmu ketika masih muda. Namun pihak gereja tidak mengakuinya. Silakan cari di internet tentang sejarah perjalanan Yesus ke India.
Meskipun menggunakan tradisi Sansekerta Kuno, namun nama yang dihasilkan bagi putra putri kita tidaklah selalu merupakan bahasa Sansekerta. Kita bisa memakai nama Islami atau dari bahasa Eropa, Jawa, Yunani, dll untuk anak kita. Tradisi sansekerta kuno hanya dijadikan kerangka saja untuk melihat posisi gambaran pemberian nama dalam koordinat alam semesta.
Kami juga menerima titipan kata yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya untuk kami olah. Kata tersebut akan kami jadikan rujukan dalam pembentukan nama.
Atas dasar teori di atas kami menggunakan urutan pemberian nama anak dengan urutan prioritas:
1. Dengan Cara Tradisi Sansekerta Kuno
2. Dengan Teori Pengalaman Copywriting dan bahasa Modern
3. Dengan teori Numerology Manutiras / Mahakalacakra
4. Teori Decoz sub Shabdavajra Darshanam I Ching
Mantap sekali penjelasannyaa.. benar-benar ilmu tingkat tinggi lintas budaya dan agama suhuuu..
BalasHapusjadi tambah ilmunyaa.. makasih mas.. kemarin bingung cara bikin nama buat anak..
BalasHapusKalau mau belajar harus mulai dari mana Pak Guru?
BalasHapusPngn nih nambah ilmu..
Ilmunya lintas agama.. Pemahamannya sungguh objektif, mendalam, dan menyeluruhh apa adanya..
BalasHapusKalau mau cek nama kita, gimana caranya pak.
BalasHapusJika ada tenaga dan waktu silakan belajar sendiri untuk membuat nama yang bagus untuk anak dan dirimu sendiri.
BalasHapusgimana mau melakukan pak?, belum ada petunjuk caranya
tolong dishare caranya dong
Klau mau konsultasi alamatnya dimana
BalasHapusBapak DR.Arkand....bagaimana cara saya berkonsultasi soal nama dgn bapak?
BalasHapusSilakan kirimkan saja, nama, tgl lahir, jenis kelamin dan email ke kami.
Hapusbagaimana jika agamanya ateisme?
BalasHapus