5 Aturan Penggunaan Bahasa Asing untuk Nama Anak
Namabayiunik.com- Di Zaman yang serba canggih saat ini, kita sering kali terbuai dengan sebutan yang terdengar keren, unik dan gaul. Sedemikian besar kekaguman kita terhadap suatu sebutan sehingga tanpa mengecek dulu arti makna sebenarnya dari kata tersebut. Mungkin saja kata tersebut berarti negatif, kita tidak tahu padahal kita menghadiahkan sebutan tersebut sebagai nama si buah hati. Lalu, bagaimana seharusnya penggunaan bahasa asing untuk nama anak itu?
Agan dan sista tentu sering mendengar kata populer seperti Oryza Sativa saat sekolah. Sepintas lalu, kata ini memang terdengar keren dan unik serta gaul. Namun, jika agan dan sista langsung menghadiahkan dua kata ini sebagai nama si buah hati, jangan heran ketika saat besar nanti, dia akan menjadi bahan olok-olok teman-teman sekelasnya karena sebenarnya istilah yang berasal dari Bahasa Latin yang artinya (tanaman) padi. Walaupun padi itu sendiri tumbuhan yang mulia bagi manusia dan patut untuk dimuliakan.
Oleh karena itu, jika agan dan sista ingin menggunakan bahasa Asing untuk memberi nama si buah hati, ada beberapa hal yang harus perhatikan dan pertimbangkan sehingga nama si buah hati tidak hanya terdengar keren dan unik, namun juga memiliki arti yang positif, semangat, serta rasa pujian. Berikut ini hal-hal yang harus agan dan sista perhatikan, yaitu:
1. Jangan asal menjiplak
Kadang kala kita tergoda untuk meniru nama-nama artis atau tokoh-tokoh terkenal dalam penggunaan istilah asing untuk nama anak. PAdahal bisa juga nama artis tersebut getarannya akan datang ke anak kita. Jika Artis tersebut getarannya bagus dan rajin beribadah itu tidak masalah. Namun jika sang Artis pernah terlibat skandal perkosaan dll pasti tidaklah baik untuk anak kita. Kekaguman kita kepada mereka sering membutakan logika bahwa tidak semua nama artis mengandung arti yang bagus, karena memang sebagian hanya nama populer yang bukan merupakan nama aslinya.
Menjiplak memang mudah, terlebih jika nama itu telah populer. Meski hanya satu kata dan mencari padanan lain, menjiplak sebenarnya membutuhkan proses yang baik pula, yaitu mengecek arti dan filosofi nama tersebut sebelum dipadukan. Untuk itu, hindari kebiasaan menjiplak nama yang telah ada tanpa tahu maknanya yang sebenarnya, hanya berbekal kepopuleran sang idola yang belum tentu sesuai untuk anak kita. Bahkan dalam beberapa kesempatan, menjiplak nama sering berujung pada cemooh lingkungan.
Pemberian nama yang sering terdengar membuat orang lain mudah mengenal si buah hati. Akan tetapi, tidak sepantasnya kita mengambil nama-nama yang berkonotasi negative, yang mungkin telah populer karena menjadi bahan ejekan yang tidak disadari.
Sebagai contoh, kita memberikan nama anak dengan kata “Runtah”. Kata ini pernah dipakai oleh salah seorang anak. Entah apa yang mendasari si orang tua memberikan kata ini sebagai nama buah hatinya. Agan dan sista dan semua orang tahu bahwa kata tersebut memiliki konotasi negative bukan?
2. Cek di Internet
Hindari memberi nama si buah hati dari hasil menjiplak tanpa referensi dari internet. Sekarang sudah zamannya menggunakan internet untuk cros cek informasi. Sering karena sudah digunakan, kita menganggap bahwa suatu sebutan itu baik artinya padahal ada beberapa nama artis yang tidak memiliki arti yang baik, lebih karena kadang timbul dari nama ejekan atau cemoohan seperti John Letoy. Mau membri nama Letoy kepada si buah hati?
Jika agan dan sista mendengar sebuah kata yang berasal dari bahasa asing dan tertarik untuk menggunakannya sebagai bagian dari nama si buah hati, langkah pertama tentunya harus mengerti dulu arti harfiahnya. Langkah ini dapat agan dan sista lakukan dengan mengecek kata tersebut dalam internet yang sesuai.
Jika perlu, gunakan kamus asli untuk memastikan bahwa kata tersebut berkonotasi positif dan memiliki arti positif pula. Walaupun memakai kamus sekarang terkesan sudah agak ribet. Sebagai contoh, jika agan dan sista memperoleh kata dalam bahasa Inggris, gunakan kamus besar bahasa Inggris, yaitu Inggris-Inggris, bukan Inggris-Indonesia online.
3. Cari filosofinya dan gabungan kata yang tepat
Setelah mengetahui arti makna sebuah kata, sebelum menyematkan sebuah nama pada sbuah hati, usahakan mencari arti filosofis dan sejarah penggunaan dari kata tersebut karena meski terdengar baik, sebuah nama sering menjadi kontroversi karena pernah digunakan oleh orang jahat. Seperti kata gayus. Kata ini sudah sangat buruk konotasinya bagi warga Indonesia. Sebaiknya tidak dipakai walau itu nama marga.
Sebagai contoh lain, nama Farauh sekilas memang terdengar baik, layaknya Farah. Namun demikian, jika kita mencari filosofis dan sejarah nama ini, tentu kita akan menuju pada seorang raja yang sangat angkuh, yakni Fir’aun. Jadi, silahkan agan dan sista mempertimbangkan untuk tidak menggunakan nama Farauh tersebut.
Mungkin kita pernah mendengar gabungan kata yang terbentuk dari istilah bahasa asing dan bahasa lokal seperti John Teja. Penggunaan dua kata tersebut memang tidak mengandung arti yang jelek karena John berarti damai dan Teja berarti cahaya. Tidak ada yang salah pada gabungan kata tersebut, namun sekilas nampak kurang gaul dan enak didengar.
Pada beberapa kesempatan, gabungan kata yang hanya mengejar baiknya arti dan terdengar keren sering membuat perpaduannya kurang klop, khususnya untuk nama anak yang terdiri dari 2 kata. Solusinya, agan dan sista bisa menambahkan kata lain sehingga membentuk 3 kata atau mencari perpaduan lain.
4. Untuk Nama hewan atau tumbuhan
Tidak ada salahnya memilih sebuah kata untuk memberi nama si buah hati. Nama para mu’min terdahulu juga banyak diambil dari nama tumbuhan, seperti Salamah, Hanzalah, Tahlah , dll. Juga nama-nama hewan dan unggas seperti Asad, Saqr dll. Bahkan juga nama-nama benda dan bagian alam, seperti Bahr, Jabal, dll. Selain itu, mereka juga menggunakan kata sifat seprti ‘Amir, Salim, juga nama-nama Nabi seperti Ibrahim dan Yusuf." Hal ini menunjukan bahwa Islam adalah agama yang sangat menganjurkan agar manusia hidup selaras denga alam. Akan tetapi, kita tentu menyadari bahwa memberinya nama sesuai nama hewan atau tumbuhan seolah merendahkan dan menyamakan si buah hati dengan makhluk yang derajatnya lebih rendah dari manusia tersebut. Walaupun juga terkadang manusia berperilaku yang derajatnya lebih rendah dari binatang ternak. “…dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Qs. Al-A’raf: 179)
Pemberian nama hewan atau tumbuhan sering terjadi tanpa disadari hanya karena terdengar keren dan merupakan bahasa asing. Pernah mendengar istilah Quararibea Ayenia bukan? Nah, sekilas terdengar keren, namun itu merupakan nama Latin untuk tumbuhan.
5. Konsultasikan kepada ahlinya
Ketika agan dan sista mendapati sebuah nama asing yang terdengar bagus, jangan langsung memutuskan untuk menggunakannya sebagai nama anak sebelum berkonsultasi dengan ahlinya. Hal ini untuk mencegah kesalahan penulisan yang tentu akan membuat arti nama tersebut berbeda.
Sebagai contoh, ketika agan dan sista ingin menggunakan nama Arab “Asiyah,” yang sering diartikan perawat, konsultasikan kembali nama itu pada ulama atau ahli bahasa Arab karena menurut beberapa referensi, jika salah menulis kata menjadi “Ashiyah,” itu artinya durhaka. agan dan sista tidak ingin memiliki anak yang durhaka bukan?
Demikian beberapa pertimbangan yang harus agan dan sista ambil seputar penggunaan bahasa asing untuk nama anak. Jaman memang semakin modern, namun janganlah kita terlalu larut dengan modernisasi itu sendiri dengan melupakan prinsip-prinsip pemberian nama yang baik. Salam.
0 Response to "5 Aturan Penggunaan Bahasa Asing untuk Nama Anak "
Posting Komentar