Dibalik Struktur Nama Wayan Mirna Salihin, Kasus Kopi Maut
Ada harani 7, Kriminolog: Polisi Sudah Mengarah ke Siapa Tersangka Kasus Mirna. Guru Besar Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Adrianus Meliala meyakini bahwa penyelidikan polisi sudah mengarah ke tersangka dalam kasus meninggalnya Wayan Mirna Salihin (27).
"Yang penting adalah dalam rangka mengarah itu, polisi memakai proses berhati-hati, proses yang tidak buru-buru," kata Adrianus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/1/2016).
Menurut Adrianus, proses berhati-hati dan tidak terburu-buru merupakan salah satu cara agar saat penetapan tersangka nanti bisa mendekati kebenaran sesuai fakta yang dikumpulkan.
Jika proses mengarah hingga ke penetapan tersangka dilakukan dengan perbuatan yang sifatnya menekan atau menyiksa, hal itu yang dilarang oleh hukum.
Namun, pada saat proses berhati-hati itu tidak menghasilkan pengakuan dari yang bersangkutan, maka polisi memiliki cara tersendiri agar orang yang diyakini sebagai tersangka tidak bisa berkelit lagi.
"Kalau pengakuan tidak ada lagi atau tidak mungkin ada, dicarilah cara-cara yang agak 'mencapit', agak 'melambung' begitu. Seperti mencari celana atau mencari dari sumber-sumber lain, seperti ayah Mirna, misalnya," tutur Adrianus.
Adrianus memandang, cara kerja polisi mirip dengan dokter. Mereka menjanjikan proses yang benar dan proses berhati-hati, tetapi tidak pernah menjamin hasil.
Seperti diberitakan, Mirna meninggal seusai meminum es kopi vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada 6 Januari lalu. Saat itu ia bersama dua temannya, yakni Jessica dan Hani.
"Yang penting adalah dalam rangka mengarah itu, polisi memakai proses berhati-hati, proses yang tidak buru-buru," kata Adrianus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/1/2016).
Menurut Adrianus, proses berhati-hati dan tidak terburu-buru merupakan salah satu cara agar saat penetapan tersangka nanti bisa mendekati kebenaran sesuai fakta yang dikumpulkan.
Jika proses mengarah hingga ke penetapan tersangka dilakukan dengan perbuatan yang sifatnya menekan atau menyiksa, hal itu yang dilarang oleh hukum.
Namun, pada saat proses berhati-hati itu tidak menghasilkan pengakuan dari yang bersangkutan, maka polisi memiliki cara tersendiri agar orang yang diyakini sebagai tersangka tidak bisa berkelit lagi.
"Kalau pengakuan tidak ada lagi atau tidak mungkin ada, dicarilah cara-cara yang agak 'mencapit', agak 'melambung' begitu. Seperti mencari celana atau mencari dari sumber-sumber lain, seperti ayah Mirna, misalnya," tutur Adrianus.
Adrianus memandang, cara kerja polisi mirip dengan dokter. Mereka menjanjikan proses yang benar dan proses berhati-hati, tetapi tidak pernah menjamin hasil.
Seperti diberitakan, Mirna meninggal seusai meminum es kopi vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada 6 Januari lalu. Saat itu ia bersama dua temannya, yakni Jessica dan Hani.
Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa ada kandungan sianida di dalam kopi yang diminum Mirna.
Sampai saat ini polisi sudah memeriksa sejumlah saksi, termasuk Jessica, Hani, suami Mirna, serta saudara kembar Mirna.
Meskipun demikian, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini
--
Hasil pengujian ilmiah yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik Polri terhadap sampel kopi yang diminum Mirna di Kafe Olivier itu menemukan adanya kandungan sianida sebanyak 15 gram.
Publik menyoroti kematian Wayan Mirna Salihin, 27, usai minum kopi di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta, Rabu 6 Januari 2016. Banyak asumsi berkembang mengiringi cerita kematian perempuan yang punya kembaran ini. Sebab, Mirna meninggal tak wajar.
Sasus beredar, Mirna dibunuh. Barang tentu itu bukan asumsi belaka. Hasil pengujian ilmiah yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik Polri terhadap sampel kopi yang diminum Mirna di Kafe Olivier itu menemukan adanya kandungan sianida sebanyak 15 gram.
Temuan 15 gram sianida itu jelas menjadi isu yang menggegerkan pemberitaan kematian Mirna. Bagaimana tidak? Kandungan zat asam yang berbahaya bukan jumlah yang sedikit. Penggunaan 90 miligram sianida sudah tentu dapat menyebabkan kematian, apalagi jika sampai mengonsumsi 15 gram. Jika zat tersebut berbentuk cair, maka 15 gram setara dengan satu sendok teh, atau tiga hingga empat tetes untuk ukuran 90 miligram.
Mirna semaput usai ngopi bersama Jessica dan Hani di Restoran Olivier, Grand Indonesia, Rabu pekan lalu. Kopi yang diminum adalah es kopi Vietnam yang dipesankan Jessica.
Mirna sempat menjalani perawatan di klinik yang berada di Grand Indonesia dan ditangani dr. Joshua. Tak lama berselang, Mirna dibawa Jessica, Hani dan Arief Soemarko, suami Mirna, ke Rumah Sakit Abdi Waluyo. Mirna kemudian tewas di rumah sakit tersebut.
Pertanyaan yang kini muncul dalam perbincangan publik adalah, bagaimana sianida itu bisa masuk dalam kopi Mirna? Siapa yang memasukkan sianida tersebut?
Mirna dan Hanie membangun bisnis bersama di Jakarta. Berdasarkan penulusuran, diketahui bahwa Mirna merupakan pemilik sekaligus manajer di Monnete Gifts & Favors dan Misca Design. Sedangkan Hanie bekerja di DM-IDHollad sebagai Brand Designer.
Adapun Jessica bekerja di NSW Ambulance, sebuah rumah sakit di Sydney sebagai desain grafis sejak Juli 2014. Jessica bertanggung jawab atas pembuatan desain produk rumah sakit untuk keperluan promosi.
Persahabatan Mirna, Jessica, dan Hanie terjalin sejak mereka mahasiswa dan kuliah di kampus yang sama, yaitu Billy Blue Collage of Design, Australia.
--
Ayah Wayan Mirna Salihin Ungkapkan Penyesalan Setelah Memberikan Salah Satu Perusahaan Kepada Mendiang Anaknya !
Dari keterangan ayah Wayan Mirna Salihin, Darmawan Salihin, Wayan Mirna bekerja disalah satu perusahaan milik ayahnya. Dan rencananya Wayan Mirna akan memegang salah satu perusahaan milik ayahnya.
Selesai menjalani pemeriksaan, Darmawan menjelaskan bahwa dia merasa sangat kehilangan anaknya yang tak lain adalah almarhum Wayan Mirna Salihin. Walaupun, baru berencana akan memberikan salah satu perusahaan milik Darmawan kepada Wayan Mirna, dan Darmawan pun juga belum mengatakan perusahaan dan jabatan apa yang akan diberikan kepada almarhum Wayan Mirna.
Darmawan menyesali sekali akan kematian Wayan Mirna, oleh karena itu untuk mengungkap kasus kematian Wayan mirna, pihak mkeluarga akan membantu sebisa mungkin. Darmawan juga berharap, kasus ini cepat terungkap dan segera ditemukan siapa pelaku yang telah tega membunuh Wayan Mirna.
Saat menjalani pemeriksaan bersama menantunya, Darmawan menjelaskan secara buka – bukaan kepada polisi, tidak ada hal kecilpun yang ditutupi olehnya. Apa yang ditanyakan polisi ia jawab dengan segala informasi yang dia ketahui tentang almarhum anak perempuannya tersebut.
Darmawan juga mengaku bahwa jika dia sama sekali tidak mengenal teman almarhum Wayan Mirna yang bernama Jessica Wongso. Darmawan baru bertemu dengan Jessica Wongso saat di Rumah Sakit Abdi Waluyo, saat itu Jessica ikut mengantarkan Wayan Mirna ke Rumah Sakit.
Pihak polisi Polda Metro Jaya akan terus melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Menurut Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya , Komisaris Besar Krishna Murti, untuk memecahkan kasus ini pihak polisi tidak akan terburu – buru dan akan melakukan penyelidikan dengan sangat berhati – hati.
Setiap hari kasus ini selalu mengalami perkembangan, kasus Wayan Mirna yang telah tewas setelah meneguk es kopi Vietnam di Kafe Olivier yang terletak di Grand Mall Indonesia tersebut semakin terungkap. Dari saksi dan barang bukti yang ada, semakin memudahkan pihak polisi dalam memecahkan kasus ini.
Polisi Janji Akan Ekspos Kasus Kematian Wyan Mirna Salihin Mulai Hari Selasa !
Newsth.com – Selasa depan tepatnya pada tanggal 27 januari 2016 pihak kepolisian akan melakukan ekspos terhadap kematian Wayan Mirna Salihin. Ekspose yang akan dilaksanakan pada Selasa Minggu depan nampaknya akan dihadiri oleh perwakilan dari Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Menurut Krishna Murnti bahwa ekspos yang akan dilakukan ini guna untuk mengetahui apakah kasus kematian Wayan Mirna Salihin bisa dilanjutkan pada proses yang lebih tingga. Atau bahkan sebaliknya kasus kematian Wayan Mirna Salihin bisa dihentikan sampai disini karena disrasa tidak memiliki bukti yang cukup untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Diketahui bahwa Kombes Krishna Murti adalah Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Sebelum kasus kematian Wayan Mirna Salihin diekspos yang melibatkan perwakilan dari pengadilan saat ini pihak dari penyidik masih menunggu dokumen resmi yang duperlukan dari beberapa pihak yang terkait.
Dokumen yang ditunggu antara lain adalah berita acara yang berasal dari Puslabfor Polri dan para ahli. Diketahui jika Puslabfor adalah tempat penelitian penyebab kematian Wayan Mirna Salihin yang sebenarnya.
Setelah ditelusuri lebih lanjut bahwa kematin Wayan Mirna Salihin dikarenakan terdapat sianida didalam kopi yang dipesankan oleh sahabatnya yakni Jessica. Pasalnya Jessica meninggal setelah meminum es kopi Vietnam di Caffe Oliver. Sebelum meminum es kopinya Wayan Mirna Salihin mengatakan bahwa bau kopi tersbut tidak enak.
Untuk kepentinga Ekspos inilah oihak penyidik harus melengkapi berkas – berkas yang diperlukan dalam kematian Wayan Mirna Salihin. Menurutb dari Krishna bahwa nantinya yang menyediakan berkas – berkas yang berada di pengadilan adalah jaksa penuntut Umum.
Keran hal inilah pihak dari penyidik dan pengadila harus melakukan koordinasi dengan baik terkait dengan kematian Wayan Mirna Salihin yang akan dilakukan ekspos. Jika Penuntut Umum menemukan adanya kekurangan maka tim ponyidik adaka mendalami lagi kekurangan berkas atas kematian Wayan Mirna Salihin.
Termasuk kasus Wayan Mirna Salihin pihak dari kepolisian telah mengemukakan bahwa tidak akan berdiri sendiri dalam menangani kasus. Untuk mengungkap suatu kasus pigak dari kepolisian telah melibatkan beberapa pihak.
Sampai saat ini polisi sudah memeriksa sejumlah saksi, termasuk Jessica, Hani, suami Mirna, serta saudara kembar Mirna.
Meskipun demikian, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini
--
Hasil pengujian ilmiah yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik Polri terhadap sampel kopi yang diminum Mirna di Kafe Olivier itu menemukan adanya kandungan sianida sebanyak 15 gram.
Publik menyoroti kematian Wayan Mirna Salihin, 27, usai minum kopi di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta, Rabu 6 Januari 2016. Banyak asumsi berkembang mengiringi cerita kematian perempuan yang punya kembaran ini. Sebab, Mirna meninggal tak wajar.
Sasus beredar, Mirna dibunuh. Barang tentu itu bukan asumsi belaka. Hasil pengujian ilmiah yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik Polri terhadap sampel kopi yang diminum Mirna di Kafe Olivier itu menemukan adanya kandungan sianida sebanyak 15 gram.
Temuan 15 gram sianida itu jelas menjadi isu yang menggegerkan pemberitaan kematian Mirna. Bagaimana tidak? Kandungan zat asam yang berbahaya bukan jumlah yang sedikit. Penggunaan 90 miligram sianida sudah tentu dapat menyebabkan kematian, apalagi jika sampai mengonsumsi 15 gram. Jika zat tersebut berbentuk cair, maka 15 gram setara dengan satu sendok teh, atau tiga hingga empat tetes untuk ukuran 90 miligram.
Mirna semaput usai ngopi bersama Jessica dan Hani di Restoran Olivier, Grand Indonesia, Rabu pekan lalu. Kopi yang diminum adalah es kopi Vietnam yang dipesankan Jessica.
Mirna sempat menjalani perawatan di klinik yang berada di Grand Indonesia dan ditangani dr. Joshua. Tak lama berselang, Mirna dibawa Jessica, Hani dan Arief Soemarko, suami Mirna, ke Rumah Sakit Abdi Waluyo. Mirna kemudian tewas di rumah sakit tersebut.
Pertanyaan yang kini muncul dalam perbincangan publik adalah, bagaimana sianida itu bisa masuk dalam kopi Mirna? Siapa yang memasukkan sianida tersebut?
Mirna dan Hanie membangun bisnis bersama di Jakarta. Berdasarkan penulusuran, diketahui bahwa Mirna merupakan pemilik sekaligus manajer di Monnete Gifts & Favors dan Misca Design. Sedangkan Hanie bekerja di DM-IDHollad sebagai Brand Designer.
Adapun Jessica bekerja di NSW Ambulance, sebuah rumah sakit di Sydney sebagai desain grafis sejak Juli 2014. Jessica bertanggung jawab atas pembuatan desain produk rumah sakit untuk keperluan promosi.
Persahabatan Mirna, Jessica, dan Hanie terjalin sejak mereka mahasiswa dan kuliah di kampus yang sama, yaitu Billy Blue Collage of Design, Australia.
--
Ayah Wayan Mirna Salihin Ungkapkan Penyesalan Setelah Memberikan Salah Satu Perusahaan Kepada Mendiang Anaknya !
Dari keterangan ayah Wayan Mirna Salihin, Darmawan Salihin, Wayan Mirna bekerja disalah satu perusahaan milik ayahnya. Dan rencananya Wayan Mirna akan memegang salah satu perusahaan milik ayahnya.
Selesai menjalani pemeriksaan, Darmawan menjelaskan bahwa dia merasa sangat kehilangan anaknya yang tak lain adalah almarhum Wayan Mirna Salihin. Walaupun, baru berencana akan memberikan salah satu perusahaan milik Darmawan kepada Wayan Mirna, dan Darmawan pun juga belum mengatakan perusahaan dan jabatan apa yang akan diberikan kepada almarhum Wayan Mirna.
Darmawan menyesali sekali akan kematian Wayan Mirna, oleh karena itu untuk mengungkap kasus kematian Wayan mirna, pihak mkeluarga akan membantu sebisa mungkin. Darmawan juga berharap, kasus ini cepat terungkap dan segera ditemukan siapa pelaku yang telah tega membunuh Wayan Mirna.
Saat menjalani pemeriksaan bersama menantunya, Darmawan menjelaskan secara buka – bukaan kepada polisi, tidak ada hal kecilpun yang ditutupi olehnya. Apa yang ditanyakan polisi ia jawab dengan segala informasi yang dia ketahui tentang almarhum anak perempuannya tersebut.
Darmawan juga mengaku bahwa jika dia sama sekali tidak mengenal teman almarhum Wayan Mirna yang bernama Jessica Wongso. Darmawan baru bertemu dengan Jessica Wongso saat di Rumah Sakit Abdi Waluyo, saat itu Jessica ikut mengantarkan Wayan Mirna ke Rumah Sakit.
Pihak polisi Polda Metro Jaya akan terus melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Menurut Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya , Komisaris Besar Krishna Murti, untuk memecahkan kasus ini pihak polisi tidak akan terburu – buru dan akan melakukan penyelidikan dengan sangat berhati – hati.
Setiap hari kasus ini selalu mengalami perkembangan, kasus Wayan Mirna yang telah tewas setelah meneguk es kopi Vietnam di Kafe Olivier yang terletak di Grand Mall Indonesia tersebut semakin terungkap. Dari saksi dan barang bukti yang ada, semakin memudahkan pihak polisi dalam memecahkan kasus ini.
Polisi Janji Akan Ekspos Kasus Kematian Wyan Mirna Salihin Mulai Hari Selasa !
Newsth.com – Selasa depan tepatnya pada tanggal 27 januari 2016 pihak kepolisian akan melakukan ekspos terhadap kematian Wayan Mirna Salihin. Ekspose yang akan dilaksanakan pada Selasa Minggu depan nampaknya akan dihadiri oleh perwakilan dari Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Menurut Krishna Murnti bahwa ekspos yang akan dilakukan ini guna untuk mengetahui apakah kasus kematian Wayan Mirna Salihin bisa dilanjutkan pada proses yang lebih tingga. Atau bahkan sebaliknya kasus kematian Wayan Mirna Salihin bisa dihentikan sampai disini karena disrasa tidak memiliki bukti yang cukup untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Diketahui bahwa Kombes Krishna Murti adalah Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Sebelum kasus kematian Wayan Mirna Salihin diekspos yang melibatkan perwakilan dari pengadilan saat ini pihak dari penyidik masih menunggu dokumen resmi yang duperlukan dari beberapa pihak yang terkait.
Dokumen yang ditunggu antara lain adalah berita acara yang berasal dari Puslabfor Polri dan para ahli. Diketahui jika Puslabfor adalah tempat penelitian penyebab kematian Wayan Mirna Salihin yang sebenarnya.
Setelah ditelusuri lebih lanjut bahwa kematin Wayan Mirna Salihin dikarenakan terdapat sianida didalam kopi yang dipesankan oleh sahabatnya yakni Jessica. Pasalnya Jessica meninggal setelah meminum es kopi Vietnam di Caffe Oliver. Sebelum meminum es kopinya Wayan Mirna Salihin mengatakan bahwa bau kopi tersbut tidak enak.
Untuk kepentinga Ekspos inilah oihak penyidik harus melengkapi berkas – berkas yang diperlukan dalam kematian Wayan Mirna Salihin. Menurutb dari Krishna bahwa nantinya yang menyediakan berkas – berkas yang berada di pengadilan adalah jaksa penuntut Umum.
Keran hal inilah pihak dari penyidik dan pengadila harus melakukan koordinasi dengan baik terkait dengan kematian Wayan Mirna Salihin yang akan dilakukan ekspos. Jika Penuntut Umum menemukan adanya kekurangan maka tim ponyidik adaka mendalami lagi kekurangan berkas atas kematian Wayan Mirna Salihin.
Termasuk kasus Wayan Mirna Salihin pihak dari kepolisian telah mengemukakan bahwa tidak akan berdiri sendiri dalam menangani kasus. Untuk mengungkap suatu kasus pigak dari kepolisian telah melibatkan beberapa pihak.
0 Response to "Dibalik Struktur Nama Wayan Mirna Salihin, Kasus Kopi Maut"
Posting Komentar