Mencontoh Nabi, Ini 4 Alasan Memberi nama Benda dan Hewan Kesayangan
Pertama #1,
Menurut riwayat, Rasulullah memberi nama pada benda-benda dan hewan piaraannya. kuda beliau diberi nama Luhaif atau si Peringkik, mungkin karena suka meringkik. Salah satu keledainya diberi nama Ufair atau si Cemerlang. Untanya diberi nama Adhba atau si Lincah. Demikian pula lima bilah pedang, tujuh baju zirah, tikar, gelas, tongkat dan beberapa barang yang pernah beliau miliki, diberi nama yang indah-indah.
Rasulullah sendiri memberi nama-pada benda-benda yang dimiliknya, bahkan benda yang kelihatannya sepele sekalipun seperti gelas, pelana kuda dan bendera. Memberi nama benda benda Kesayangan adalah Sunah Rosul.Berikut ini beberapa nama dari benda-benda koleksi Rasulullah :
- Nama kucing nabi muhammad adalah Muezza
- Nama tekonya adalah as-Shadir
- Nama tongkatnya yang ujungnya besi adalah an-Namir
- Nama kudanya yang berwarna hitam adalah as-Sakb
- Nama kudanya yang berambut pirang adalah al-Murtajiz
- Nama tikarnya adalah al-Kazz
- Nama guntingnya adalah al-Jami‘
- Nama cerminnya adalah al-Mudillah
- Nama baghal-nya adalah Duldul
- Nama keledainya adalah Ya‘fur
- Nama kambing yang sering diminum susunya adalah Ghaytsah
- Nama kemahnya adalah al-Kinn
- Nama tabung panahnya adalah al-Kafur atau Dzul Jum‘
- Nama busur panahnya adalah Dzus Sadad
- Nama perisainya adalah al-Dzafn
- Nama baju perangnya yang dilapisi tembaga adalah Dzat al-Fudhul
- Nama tembok (benteng pertahanan)-nya adalah an-Nab’a’
- Nama budak perempuannya adalah Khadhirah.
- Nama tongkatnya adalah al-Mamsyuq - Nama pelana-kudanya adalah adalah ar-Rajj
- Nama kudanya yang lain adalah al-Lahif, az-Zharb, dan al-Lizaz
- Nama gelasnya adalah ar-RayyanNama mangkoknya adalah al-Gharra’
- Nama unta (betina)-nya adalah al-Qashwa atau disebut pula al-Adhba’
- Nama bendera yang dipakai untuk berperang adalah al-Uqab. Kadangkala beliau menggunakan bendera berwarna hitam, kuning, atau putih yang di dalamnya ada garis-garis hitam.
- Nama pedang yang sering dipakai berperang adalah Dzul Fiqar. Gagangnya, alasnya, dan anting-pedang Dzul Fiqar dihias dengan perak. Selain Dzul Fiqar, beliau juga punya pedang-pedang lainnya.
Apakah Nabi Muhammad sudah gila dengan memberikan nama kepada benda-benda yang dia Miliki. Atau kitalah yang derajat kesadarannya yang belum sampai kepada pemahaman tersebut??
Kedua #2,
Dalam ilmu fisika quantum, dinyatakan bahwa benda padat jika dibelah menjadi bagian-bagian yang sangat kecil ternyata merupakan kumpulan molekul. Selanjutnya jika molekul dibelah lagi menjadi bagian yang terkecil maka akan terbukti bahwa molekul itu tersusun atas atom-atom dan partikel-partikelnya. Dan partikel sub atomik yang super kecil itu berasal dari vibrasi quanta dan ternyata vibrasi quanta yang hampir tidak terlihat berasal dari energi alam yang disebut energi kehidupan. Kami menyebutnya sebagai bio energi. Benda padat, molekul, atom, dan partikel sub atomik dan quanta berada pada level yang ”dapat dilihat”, sementara bioenergi yang terdapat di alam energi adalah ”KESADARAN”. Getaran-getaran energi terhalus dari vibrasi quantum yang tak tampak ini ternyata merupakan bahan dasar penyusun dari semua benda yang tampak wujudnya.
Jika alam kehidupan manusia disepadankan dengan alam kenyataan materi (benda), karena tubuh kita juga adalah material, maka yang terjadi adalah adanya kesamaan bahwa keduanya sama-sama bergetar di level yang sangat kecil. Perbedaannya hanyalah di bagian kesadaran. Benda-benda hanya memiliki kesadaran yang kecil sementara manusia memiliki kesadaran yang tinggi. Namun tetaplah bahwa manusia dan benda-benda adalah "makhluk hidup" yang bergetar. Tentu saja pengertian hidup disini secara fisika, bukan secara konsep biologi umum.
Ketika manusia memberikan nama kepada benda-benda yang ia miliki sebenarnya, sang manusia sedang berbagi energi kepada lingkungan sekitar. Sang Nabi sedang sedekah energi kesadaran bagi lingkungannya. Bagi yang beragama hindu atau budha tentu saja bisa memandangnnya bahwa ini adalah salah satu cara percepatan evolusi kesadaran bagi benda-benda tersebut. Konsep hindu atau budha mengajarkan bahwa semuanya sedang "berevolusi" mencapai kesadaran tertinggi. Alam semesta dan manusia sedang berubah.
Kalau kita baca kitab suci Quran dan hadits, sebenarnya benda-benda mati juga ‘hidup’. Misalkan: saat penciptaan bumi, Tuhan menawarkan gunung untuk mengemban amanat menjaga bumi. Tapi bumi menolak. Lalu ditawarkan ke awan, awan juga menolak. Dan seterusnya sampai ke manusia. Manusialah yang bersedia menerima amanat itu, meski kemudian sebagian manusia tak pintar mengemban amanat. Ini jelas sekali bahwa gunung, awan, air, dan lain-lain adalah benda hidup.
Ketiga #3,
Ada cerita unik soal ini. Disebutkan dalam Riyadh Ash-Shalihin karya Imam Nawawi pada hadits no. 1831 Dari HR. Bukhari no. 2095, Rasulullah saat khutbah sholat Jum’at menggunakan pelepah kurma sebagai tempat sandaran. Suatu ketika, umat muslim semakin bertambah dan jamaah semakin banyak, Rasulullah semakin tidak kelihatan oleh Jamaah, terutama jamaah yang posisinya di bagian belakang. Oleh karena itu seorang wanita Anshar membuatkan mimbar lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di atasnya.
Pada hari Jumat berikutnya, Rasulullah naik ke mimbar tersebut untuk berkhotbah. Di tengah khotbah tiba-tiba terdengar suara tangisan yang amat nyaring. Suara tersebut terdengar sangat memilukan seperti suara anak kecil yang kehilangan ibunya. Suara tersebut sangat keras hingga khotbah Rasulullah tidak terdengar oleh para sahabat. Sahabat-sahabat pun mulai menoleh, melongok, celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara. Ternyata suara tersebut adalah suara dari pelepah kurma yang biasa Rasulullah gunakan untuk khutbah Jumat. Rasulullah pun turun dari mimbar menuju pelepah kurma tersebut. Dibelai-belainya pelepah kurma tersebut seperti Ibu menenangkan anaknya yang menangis.
Rupanya pelepah kurma tersebut sedih, ia tidak kuat ditinggal Rasulullah khutbah Jumat di tempat lain. Padahal jarak antara pelepah kurma dengan mimbar Rasulullah yang baru hanya 8 langkah. Namun karena kecintaan pelepah kurma ia tidak ingin ditinggalkan Rasulullah. Rasulullah pun menawarkan pilihan, apakah ia mau Rasulullah tetap menggunakan pelepah kurma tersebut untuk berkhotbah ataukah ia ingin bersama Rasulullah kelak di surga nanti. Pelepah kurma itupun memilih untuk bersama Rasulullah di Surga nanti. Apakah nabi Muhammad sudah gila dengan berperilaku seperti itu?? Dia tidak gila, namun kesadaran kitalah yang belum sampai pada tingkat itu. Memberi nama adalah berbagi kasih kepada lingkungan.
Keempat #4,
Sebuah riset di Inggris pernah melakukan penelitian untuk melihat produktivitas 2 kelompok sapi perah dengan perlakuan beda. Kelompok yang pertama, sapi-sapinya diberi nama, diajak ngobrol dan diperlakukan seakan-akan manusia. Sedangkan kelompok lainnya sapi-sapinya diperlakukan seperti biasa, sebagai binatang. Hasilnya berbeda jauh. Kelompok sapi yang ‘diorangkan’ ternyata hasil susunya lebih banyak dari kelompok sapi dengan perlakuan ‘binatang’.
Janganlah kita menyepelekan perihal memberi nama pada benda-benda yang kita miliki. Sudahkan kita memberi nama motor, mobil keluarga, hape, laptop, kucing, dan rumah serta semua harta yang kita miliki ??
Sumber: Internet (Cari Sendiri)
0 Response to "Mencontoh Nabi, Ini 4 Alasan Memberi nama Benda dan Hewan Kesayangan"
Posting Komentar